Contoh pidato humor plesetan gubernur – Sebelum baca
kata-kata teks naskah pidato koplak, konyol ngawur ini sebaiknya siap mental jangan sampai baper. Sumpah! Saya tidak ada tujuan menyinggung siapapun. Biarpun jujur saja ide menulis naskah ini memang terinspirasi dari kondisi politik, ekonomi dan sosial yang terjadi di salah satu kawasan Indonesia. Sebut saja provinsi “Warkop DKI” (Tidak ada hubungannya dengan kota Jakarta)
Sebenarnya teks naskah pidato ngawur ini sudah ditulis jauh sebelum pilkada terheboh di dunia. Di mana aksi demonstrasi ormas menuntuk tokoh yang dituduh menistakan agama bikin heboh manusia sejagad raya. Ingat kan bagaimana ramainya aura persaingan saling menjatuhkan antar calon beberapa bulan lalu? Terutama di media sosial Facebook dan Twitter. Perang argumen antar pendukung bacagub waktu itu membuat saya terpaksa malas buka FB. Karena meskipun suka bikin banyolan kasar, tetap saja saya risih baca status dan kata-kata komen yang menyebut nama-nama binatang seperti babi kafirlah, cebonglah, ontalah... serta kata-kata kurang sopan sejenis. Jangkrik boss!!
Terlepas dari banyak pro dan kontra, saat ini sih kejadian itu sudah lewat jauh. Kan gubernur dan wakil gubernur yang baru telah terpilih. Suhu politik juga sudah mulai dingin. Mungkin para tokoh yang berseteru beserta pendukungnya telah memasukkan kepala mereka dalam kulkas.
Mumpung cuaca sudah adem, inilah saatnya memposting pidato ngaco ini. Saya yakin, semua pihak bisa membedakan mana konten serius dengan yang sekedar bercanda. Jangan dikit dikit main menggoblog-goblokkan orang, kayak situ sudah paling pinter sendiri. Ingat, kita sama-sama suka makan masakan dengan bumbu plus micin!
Oke, jika udah siap kita mulai pidato orasi sambutan dari wakli gubernur Warkop DKI singkat ini. Boleh baca sambil jualan bakso, sambil momong anak, sambil menunggu antrian sembako, sambil ngengek, sambil tidur....
Semoga lucu bikin senyum. Kalau gak lucu ya gak usah marah-marah. Suka ya dinikmati... Tidak suka ya cari lainnya. Woles aja gitu