Halo para ponakan dan penakan... lama sekali republik gondes
absen dari dunia gelak tawa. Dua bulan blog kesayangan koplakers ini tak bagi
bagi cerita dan gambar lucu. Kenapa? Apakah blogger yang suka bikin banyolan
absurd tak bermutu ini sudah waras?
Terus terang Om Toni sang blogger, pemilik, penulis
sekaligus pembaca tunggal republik gondes lagi marah. Ogah mosting untuk blog koplak
ini. Ekspresi kemarahannya bayangin aja seperti gambar meme di atas. Serem
banget kan?
Marah sama siapa? Kenapa marah? Apa sekarang masih ngambek?
Kalau bisa ngamuknya yang serius om...
Baiklah akan saya jelasin. Maaf kali ini saya mau curhat.
Bukan ingin mbanyol. Jadi tolong bacanya yang serius.
Penyebab Kemarahan
1. Republik Gondes terlalu banyak di copy paste blog lain.
Awalnya saya tak peduli isi banyolan blog
ini dicopas banyak orang. Tujuannya memang untuk menghibur. Lagian materinya
juga ngawur semua. Saya berpikir hanya orang kurang sehat saja yang mau
membaca, apalagi mengcopasnya.
Saya baru menyadari dampak buruk dari blog
yang terlalu banyak dicopas saat traffic terus menurun. Bayangin, dari 30-40
ribu page view sekarang tinggal 8-10 ribu page view perhari (berdasar data dari
histats). Hal ini disebabkan banyak konten humor yang dulu nongol di halaman
pertama pencarian google sekarang menghilang. Padahal 99% pengunjung datang
dari google. Ironisnya, blog yang mengcopy paste dari blog ini justru masuk
halaman pertama google.
Sebenarnya saya tak ada masalah jika mbah
google tak sayang lagi itu karena kualitas blog lain yang sejenis lebih bagus.
Saya juga menyadari republik gondes hanyalah blog kampungan yang suka bikin
humor aneh.
Tapi kalau isinya sama persis karena ngopas
disini lalu peringkatnya lebih tinggi kan itu sama aja dengan saya ngasih
contekan ke teman sebangku tapi nilai saya lebih jelek dari teman yang nyontek!
Asal tahu saja. Untuk menulis humor – yang ngawur
sekalipun itu butuh ide, pikiran, waktu dan tenaga. Apalagi saya ini termasuk
penganut sistem 11 jari kalau ngetik. Untuk menulis satu postingan setidaknya
butuh waktu 3 jam. Belum lagi bikin gambar ilustrasinya.
Sedang para copasus, dalam hitungan menit
bisa langsung tayang. Apalagi kalau nyolongnya pakai auto post lewat RSS feed.
Hmm... super sekali!
Ada beberapa tipe tukang copas. Ada yang
mengcopas 100% tanpa diedit sedikitpun. Ada yang mengopas sebagian. Ada yang
mengcopas lalu mengganti sedikit kata-katanya. Ada yang mengopas lalu mencampur
dengan banyolan dari blog lain dengan keterangan begini: “humor terlucu ini
kami rangkum dari berbagai sumber” tapi tak nyebutin sumbernya.
Yang terakhir itu biasanya punya peringkat
lebih tinggi dari blog “berbagai sumber” orisinilnya karena isi postingannya
lebih panjang dan lengkap. Selain itu entry postingannya lebih banyak karena
hasil copas sana sini. Dalam sehari bisa mosting 3 sampai puluhan judul. Sedang
blog orisinil paling sehari sekali, 3 hari sekali, seminggu sekali, sebulan
sekali bahkan setahun sekali!
Kalau ponakan di posisi saya kira-kira sebel
nggak?
2. Mbah Google Sok Cuek
Saya sempat membuat daftar blog yang
mengcopas dari republik gondes karena mudah sekali menemukan blog yang
mengcopas blog kita. Ada puluhan blog / website dengan ratusan entry yang
dicopas. Belum lagi yang dicopas oleh netizen buat diposting di akun pribadi
atau grup sosmed. Ini sungguh mencengangkan. Saya kira hanya saya yang agak
sempel karena suka nulis humor tak jelas. Ternyata banyak juga blogger yang
lebih gila. Kok mau-maunya ngopas blog gak nyambung kayak gini. Ck... ck...
ck...
Kalau saya lapor ke google DMCA supaya blog
copas tersebut dibanded dari sistem pencarian, butuh waktu berapa lama? Karena
untuk melaporkan blog copas itu harus satu persatu perjudul. Bisa keriting nih
tangan melapor ratusan kali. Hhh...!!
Sebagai sampel saya laporkan beberapa blog
saja. Respon dari google? Sok Nginggris banget tuh si mbah! Saya diminta
menjelaskan secara detail laporan saya dalam bahasa Inggris baru doi mau
menginvestigasi. Asem!
Sebagai mesin yang ngaku sok tahu harusnya
dia kan tahu mana blog orisinil dan mana yang suka nyulik hasil karya orang
lain. Dari tanggal dan jam waktu posting bisa ketahuan mana yang
mempublikasikan lebih dulu jika kontennya sama persis.Tanpa diminta harusnya si
google kasih peringatan kek... kasih hadiah banded kek... Kasih duit kek... (lha
kok nyimut?)
Sikap simbah ini mengingatkan saya jika
ngurus surat di kecamatan. Kalau bisa dipersulit, kenapa dibikin mudah?
Menyebalkan!
Cara Meredakan amarah
1. Berhenti ngurusin Republik Gondes
Karena hati lagi marah, jadi malas
ngurusinnya. Biarin aja gembrot!
Bahkan sempat kepikiran untuk menghapusnya
dari dunia persilatan
2. Merenung
Sebulan lamanya saya ogah buka republik
gondes. Tapi lama lama kangen juga. Bagaimanapun blog ini punya banyak
kenangan. Inilah awal saya kenalan dengan dunia blogger.
Saya lalu merenung....
Merenung...
Merenung...
Merenung...
Meremnung...
Merem....
Sampai ketiduran
3. Instropeksi Diri
Hasil renungan saya tak sia-sia. Saya mimpi
menggigit ular. (apa hubungannya?)
Saya mencoba intropeksi diri. Saya baca
postingan repblik gondes dari awal sampai akhir. Ternyata... hampir semua
gambarnya copy paste!
Selama ini saya juga seorang copasus
rupanya.
Memang benar, insya allah... humor anekdot,
naskah stand up comedy dan semua banyolan dalam bentuk teks / tulisan di
republik gondes 90% adalah orisinil hasil karya sendiri meskipun ada beberapa
kesamaan ide dengan humor di blog lain yang tak disengaja.
Saya baru menyadari bahwa bukan hanya teks
yang masuk kategori copy paste. Mengambil gambar atau foto yang bukan hasil
jepretan sendiri itu juga termasuk.
Bahkan ketika foto tersebut diedit,
ditambahi tulisan kata-kata lucu hasil pemikiran sendiri sebagai meme, tetap
saja gambar dasarnya adalah copas. Contohnya adalah meme di atas dan meme meme
lainnya.
Mungkin karena itulah serp post blog ini
turun di mata google. Ya, positip thinking aja dari pada positip hamil di luar
nikah.
Serius nih.... berprasangka buruk itu
ternyata menyita banyak energi.
4. Minta maaf
Saya hanya manusia biasa yang tak luput
dari kekhilafan. (alasan klasik untuk ngeles). Untuk itu saya minta maaf pada
semua pihak yang merasa dirugikan. Untuk postingan selanjutnya, saya usahakan
untuk tidak copas, kecuali ada ijin dari pemilik gambar foto atau mengambil
gambar yang memang disediakan untuk didupilkasi (ada disetelan google
penelusuran gambar).
Saya juga minta maaf pada tokoh dan orang
yang jadi korban bullyan republik Gondes. Terutama pada pak Jokowi, pak Mario
Teguh, H Rhoma Irama dan siapapun yang sering jadi bahan candaan republik
Gondes.
Hasil renungan om Toni (saya juga baru
menyadari kalau ternyata sudah tua, layak dipanggil om) betapa blog ini begitu
kasar kata-katanya. Tak layak untuk bacaan anak kecil.
Ke depannya saya akan lebih sopan dalam
bercanda. Doakan saja semoga tak kambuh penyakit asal njeplaknya ya. Semoga
fans berat si Gondes tidak protes dengan perubahan ini. Percayalah, masih
banyak bahan guyonan yang lebih santun namun tetap lucu.
Saya minta maaf juga pada google karena telah
berburuk sangka. Terima kasih karena sudah ngasih tumpangan hosting dan domain
gratis. Semoga simbah menyayangi kembali cucunya ini seperti dulu.
Kesimpulan:
Setelah menelaah, menimbang dan memasukkan karung... (emang
rongsokan?) akhirnya saya putusnya republik gondes tetap jalan dengan format
guyonan yang lebih sopan. Untuk versi komiknya, silahkan kunjungi www.sigondes.com
yang resmi dibuka untuk umum pada 1 januari 2017. Webnya masih berantakan sih
karena belum sempat berbenah. Dindingnya belum dicat. Disapu aja belum. Silahkan
klik gambar di bawah kalau mau berkunjung.
Blog ini boleh dicopas dengan atau tanpa ijin menyertakan
link sumbernya. Kalau bisa sih diedit sedikit biar tak sama persis. Untuk
gambar meme tak perlu menyertakan link asal caption tulisan republikgondes pada
gambar tidak dihapus atau ditutup.
kalo ada pilihan 'like', saya like ini.
BalasHapusPilihan like ada kok bang Jack...
BalasHapusKayaknya si abang ini suka banget ya lihat orang marah marah... hahaha...